Dzikir Saman

Home Kesenian

Seni Saman disebut juga Dzikir Maulud yaitu kesenian tradisional rakyat Banten khususnya di Kabupaten Pandeglang yang menggunakan media gerak dan lagu (vokal) dan syair-syair yang dilantunkan mengagungkan Asma Allah dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW. berdasarkan literatur disebut Dzikir Saman karena berkaitan arti Saman yaitu Delapan dan dicetuskan pertama kali oleh Syech Saman dari Aceh.

Tari Saman berasal dari Kesultanan Banten yang dibawa para ulama pada abad 18 sebagai upacara keagamaan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada bulan Maulud, namun dalam perkembangan selanjutnya dapat pula dilakukan pada upacara selametan khitanan, pernikahan atau selametan rumah.

pemain seni Dzikir Saman berjumlah antara 26 sampai dengan 46 orang. 2 sampai 4 orang sebagai vokalis yang membacakan syair-syair Kitab

---

Art Saman also called Dhikr Mawlood of traditional arts, especially in the Banten people who use media Pandeglang movement and song (vocals) and chanted verses that glorify God and praise Asthma to Prophet Muhammad. Based on the literature called Dhikr Saman Saman because it relates the meaning of the Eight and was first coined by Syech Saman from Aceh. Saman Dance from the Sultanate of Banten, which brought the scholars in the 18th century as a religious ceremony to commemorate the birthday of Prophet Muhammad in Mawlood, but in later development can also be done on circumcision ceremony, a wedding or a housewarming. Saman Dhikr players numbered between 26 to 46 people. 2 to 4 people as vokalisyang recite verses of the Book “Promises”, while 20 to 40 people who all male vocalist with a voice shrill counterbalance each other simultaneously bersahutan (choir) as Alok. Pattern Game Art Dhikr Saman done a full day with three Babakan, namely: Babakan Dhikr, Babakan Asroqol, and Babakan Saman.

Artikel Terkait